Rabu, 26 Oktober 2011

PENGERTIAN, MEMAHAMI KEBUDAYAAN




1.Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa sanskerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi ( tunggal ) atau budhaya ( majemuk ), sehingga kebudayaan di artikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan di artikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Dalam bahasa Inggris kebudayaan adalah culture, berasal dari kata culure (bahasa yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Kata cultuur dalam bahasa Belanda masih mengandung pengertian pengerjaan tanah.
Pemilihan definisi kebudayaan yang tepat sangat sukar karena begitu banyak orang yang mendefinisikannya. Adapun definisi kebudayaan menurut ;
a.Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman ( kodrat dan masyarakat ) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
b.Sutan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir, sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas sebab semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir termasuk di dalam nya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran.
c.Koentjaraningrat
Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di biasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

d.A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn
Dalam bukunya culture, a critical review of concepts and definations ( 1952 ) mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas – luasnya.
e.Malinowski
Kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas.
f.C.A. Van Peursen
Kebudayaan di artikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang.
Menurut Dr.H.Th. Fischer dalam bukunya Pengantar Antropologi, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebudayaan dan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1.Faktor Kitaran Geografis ( lingkungan hidup, Geografisch millieu )
Faktor lingkungan fisik lokasi geografis merupakan sesuatu corak budaya sekelompok masyarakat. Dengan kata lain, faktor kitaran geografis merupakan determinisme yang berperan besar dalam pembentukan suatu kebudayaan.
2.Faktor Induk Bangsa
Ada dua pandangan mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan barat dan pandangan timur. Pandangan barat berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaruh terhadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan barat, umumnya tingkat peradaban di dasarkan atas ras. Oleh karena itu, bangsa – bangsa yang berasal dari ras Caucasoid di anggap lebih tinggi dari pada ras lain, yaitu Mongoloid dan Negroid yang lebih rendah dari ras Mongoloid yang memiliki ras khusus seperti Bushman ( Afsel ), Vedoid ( Sri lanka ), dan Austroloid ( Australia ).
Pandangan timur berpendapat bahwa peranan induk bangsa bukanlah sebagai faktor yang mempengaruhi kebudayaan. Kenyataannya dalam sejarah, budaya timur sudah lebih dulu lahir dan cukup tinggi justru pada saat bangsa barat masih ’tidur dalam kegelapan’. Hal tersebut semakin jelas ketika dalam abad XX, bangsa Jepang yang termasuk ras Mongoloid mampu membuktikan bahwa mereka bangsa timur tidak dapat dikatakan lebih rendah dari pada bangsa barat.
3.Faktor Saling Kontak Antarbangsa
Hubungan antar bangsa yang makin mudah akibat sarana perhubungan yang makin sempurna menyebabkan satu bangsa mudah berhubungan dengan bangsa lain. Akibat adanya hubungan antar bangsa ini, dapat atau tidak nya suatu bangsa mempertahankan kebudayaannya tergantung dari pengaruh kebudayaan asing, jika lebih kuat maka kebudayaan asli dapat bertahan. Sebaliknya apabila kebudayaan asli lebih lemah, maka lenyaplah kebudayaan asli dan terjadilah budaya jajahan yang sifatnya tiruan ( colonial and imitative culture ). Namun dalam kontak antar bangsa ini yang banyak sekali terjadi adalah adanya keseimbangan yang melahirkan budaya campuran ( acculturation ).

2.Memahami Kebudayaan
Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu di kenal beberapa masalah lain yang menyangkut kebudayaan, yaitu ;
a.Unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayaan di sini lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur – unsur yang terdapat di dalamnya.
Oleh karena itu, dikenal adanya unsur – unsur yang universal yang melahirkan kebudayaan universal ( cultural universal ), yang di kemukakan C. Kluckhohn dalam karyanya Universal Catogories of Culture, ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian.
1.Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur. Tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Maha besar ( supranatural ). Oleh karena itu manusia takut sehingga menyembah Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kemauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan upacara keagamaan.
2.Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3.Sistem pengetahuan merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain.
4.Sistem mata pencaharian hidup yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5.Sistem teknologi dan peralatan merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat.
6.Bahasa merupakan produk manusia sebagai homo longuens. Bahasa Indonesia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda ( kode ), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan. Sehingga Ernest Casirier menyebut manusia sebagai animal symbolic.
7.Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Semua dapat di penuhi melalui kesenian. Kesenian di tempatkan sebagai unsur terakhir karena enam kebutuhan sebelumnya, pada umumnya harus di penuhi terlebih dahulu.

Selain pendapat C. Kluckhohn, ahli lain seperti Melville J. Herskovits berpendapat tentang unsur dalam kebudayaan, yaitu alat – alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik. Bronislaw Malinowski mengemukakan adanya empat unsur kebudayaan, yaitu sistem norma, organisasi ekonomi,alat – alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan. Dari ketiga pendapat tersebut, yang paling terkenal adalah pendapat dari C. Kluckhohn.

b.Wujud Kebudayaan
Selain unsur kebudayaan, masalah penting dari kebudayaan adalah wujudnya. Ada dua wujud kebudayaan, pertama kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki ciri dapat dilihat, diraba, dan dirasa sehingga lebih konkret atau mudah di pahami. Kedua adalah kebudayaan rohaniah ( spiritual ) yang memiliki ciri dapat di rasa saja. Oleh karena itu kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit di pahami.
Koentjaraningrat dalam karyanya Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan menyebutkan paling sedikit ada 3 wujud kebudayaan, yaitu :
1.Sebagai suatu kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan, dan sebagainya;
2.Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat;
3.Sebagai benda – benda hasil kerja manusia.
Wujud ide adalah kebudayaan rohaniah,yaitu yang memiliki ciri hanya dapat dirasakan, tetapi tidak dapat di lihat dan di raba. Ada juga yang merumuskan kebudayaan sudah mengarah pada kesenian, dengan istilah rasa, karsa dan karya.
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai, menurut C. Kluckhohn dalam karyanya Variations is Value Orientation ( 1961 ), sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan yang ada di dunia sebenarnya berkisar pada lima masalah pokok dalam kehidupan manusia, yaitu ;
1)Hakikat dari hidup manusia ( manusia dan hidup, disingkat MH )
2)Hakikat dari karya manusia ( manusia dan karya, di singkat MK )
3)Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu ( manusia dan waktu, disingkat MW )
4)Hakikat pandangan manusia terhadap alam ( manusia dan alam, di singkat MA )
5)Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya ( manusia dan manusia, disingkat MM).

c.Sifat – sifat Kebudayaan
Secara umum, akan di kemukakan tujuh sifat kebudayaan,yaitu ;
1.Kebudayaan beraneka ragam
Disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada tubuhnya sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu kebudayaan yang di ciptakan pun disesuaikan dengan kebutuhan hidupnya.
2.Kebudayaan dapat di teruskan secara sosial dengan pelajaran
Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Penerusan secara horizontal dilakukan terhadap satu generasi dan biasanya secara lisan, sedangkan penerusan vertikal dilakukan antar generasi dengan jalan melalui tulisan ( literer ).
3.Kebudayaan di jabarkan dalam komponen – komponen biologi, psikologi, dan sosiologi.
Biologi, psikologi, dan sosiologi merupakan tiga komponen yang membentuk pribadi manusia. Secara biologis manusia memiliki sifat – sifat yang di turunkan oleh orang tuanya ( hereditas ) yang di peroleh sewaktu dalam kandungan sebagai kodrat pertama ( primary nature ). Bersamaan dengan itu, manusia juga memiliki sifat – sifat psikologis yang sebagian di perolehnya dari orang tuanya sebagai dasar atau pembawaan. Manusia sebagai unsur masyarakat dalam lingkungan ikut serta dalam pembentukan kebudayaan.
4.Kebudayaan mempunyai struktur
Cultural universal yang telah di kemukakan, unsur – unsurnya dapat di bagi dalam bagian – bagian kecil yang di sebut traits complex, lalu terbagi dalam traits,dan terbagi lagi dalam items.
5.Kebudayaan mempunyai nilai
Nilai kebudayaan ( cultural value ) adalah relatif, bergantung pada siapa yang memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang di pergunakan.



6.Kebudayaan mempunyai sifat statis dan dinamis
Kebudayaan dikatakan statis apabila suatu kebudayaan sangat sedikit perubahannya dalam tempo yang lama. Sebaliknya apabila kebudayaan cepat berubah dalam tempo singkat dikatakan kebudayaan itu dinamis.
7.Kebudayaan dapat di bagi dalam bermacam – macam bidang atau aspek
Ada kebudayaan yang sifatnya rohani dan ada yang sifatnya kebendaan ( spiritual and material culture ). Ada kebudayaan darat dan ada kebudayaan maritim (terra and aqua culture ) dan ada kebudayaan menurut daerah ( kebudayaan suatu suku bangsa atau subsuku bangsa, areal cuture).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar