3. BUDAYA DAERAH
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya majemuk ( pluralistic ). Faktor – faktor yang menyebabkannya adalah :
A. Wilayah
Wilayah Indonesia terdiri dari beribu – ribu pulau, hal tersebut menyebabkan penduduk nya hidup menyebar. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila dalam Negara kepulauan terdapat beraneka ragam kebudayaan yang makin menyatakan sifat majemuknya.
B. Penduduk
Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam – macam keturunan, ras ataupun bangsa. Di Indonesia bagian timur, penduduk asli Indonesia termasuk dalam ras Negroid subras Papua Melanesoid dengan ciri – ciri kulit hitam, rambut keriting, dan badan kekar. Sedangkan pada Indonesia bagian barat, penduduk aslinya termasuk ras Mongoloid subras Melayu dengan ciri – ciri kulit sawo matang, rambut lurus, dan badan sedang.
C. Kepentingan
Kepentingan merupakan faktor lain yang menimbulkan kebutuhan kebudayaan majemuk, terutama adalah kepentingan yang menyangkut mata pencaharian. Berdasarkan mata pencaharian, lahirlah yang di sebut masyarakat petani, masyarakat nelayan, masyarakat pegawai dsb.
Dari ketiga faktor tersebut, timbulah yang dinamakan daerah budaya ( cultural area atau kultuurprovinz) yang memiliki suatu budaya yang khas yang membedakannya dengan daerah lain, dan suatu daerah budaya tidaklah sama dengan daerah pemerintahan ( public administration atau political administration )
4. STRATEGI KEBUDAYAAN
Strategi berasal dari kata stratus yang berarti pasukan dan kata agein yang berarti memimpin, sehingga strategi berarti memimpin pasukan. Sehingga strategi kebudayaan mengandung pengertian bagaimana cara atau usaha merencanakan dapat di wujudkan.
Masalah kebudayaan nasional yang ingin di ciptakan telah di pikirkan oleh bangsa Indonesia selama dasawarsa 30an yang kemudian di himpun dalam buku Polemik Kebudayaan. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan nasional Indonesia yang disebutnya Kebudayaan Indonesia Raya harus diciptakan sebagai sesuatu yang baru dengan mengambil banyak unsur dari kebudayaan barat. Unsur – unsur tersebut antara lain adalah teknologi, orientasi ekonomi, keterampilan berorganisasi, dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Sanusi Pane berpendapat bahwa kebudayaan nasional Indonesia sebagai kebudayaan timur harus mementingkan kerohanian, perasaan, dan gotong royong.
Kebudayaan nasional Indonesia menurut Koentjaraningrat mempunyai dua fungsi :
1. Sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia
2. Sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat di pakai oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka untuk saling berkomunikasi, sehingga hal tersebut tetap dapat memperkuat solidaritas.
Agar dapat mencapai kedua fungsi tersebut, masing – masing harus dapat memenuhi tiga syarat;
1. Harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia
2. Tema pemikiran atau wujudnya mengandung ciri – ciri khas Bangsa Indonesia
3. Oleh sebanyak mungkin warga Indonesia harus dinilai sangat tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai kebanggaan.
Untuk dapat menciptakan kebudayaan nasional Indonesia sebagai kegiatan dan proses demi kejayaan bangsa dan negara, diperlukan adanya strategi yang tangguh, menurut Drs. Slamet Sutrisno dalam bukunya Sedikit Tentang Strategi Kebudayaan Nasional menyebutkan lima langkah, yaitu ;
a. Akulturasi
Berarti percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing – masing unsur lebih tampak.
b. Progresivitas
Berarti maju, progresivitas dalam kebudayaan mengandung pengertian bahwa kebudayaan itu harus bergerak ( cultural change ) maju sehingga harus mengarah kemasa depan.
c. Sistem pendidikan
Di Indonesia harus mampu menanamkan kebudayaan sosial. Oleh karena itu, nilai – nilai pelajaran sejarah kebudayaan yang sifatnya humaniora ( manusiawi ) perlu di berikan kepada pelajar maupun mahasiswa agar mereka memperoleh pengertian yang benar dan tepat tentang kebudayaan.
d. Kebijaksanaan bahasa nasional
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi di Indonesia, melalui bahasa nasional tersebut telah dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dalam menunjang persatuan.
e. Sosialisasi Pancasila
Yang dilakukan melalui Pendidikan Moral Pancasila di sekolah dasar dan menengah, dan mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi.
Selain kelima langkah tersebut, masih di perlukan satu langkah lain, yaitu mengikutsertakan rakyat, sebab rakyat yang merupakan sumber kekuatan, rakyat merupakan pendukung kebudayaan, dan untuk rakyat juga semua ini di lakukan.
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya majemuk ( pluralistic ). Faktor – faktor yang menyebabkannya adalah :
A. Wilayah
Wilayah Indonesia terdiri dari beribu – ribu pulau, hal tersebut menyebabkan penduduk nya hidup menyebar. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila dalam Negara kepulauan terdapat beraneka ragam kebudayaan yang makin menyatakan sifat majemuknya.
B. Penduduk
Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam – macam keturunan, ras ataupun bangsa. Di Indonesia bagian timur, penduduk asli Indonesia termasuk dalam ras Negroid subras Papua Melanesoid dengan ciri – ciri kulit hitam, rambut keriting, dan badan kekar. Sedangkan pada Indonesia bagian barat, penduduk aslinya termasuk ras Mongoloid subras Melayu dengan ciri – ciri kulit sawo matang, rambut lurus, dan badan sedang.
C. Kepentingan
Kepentingan merupakan faktor lain yang menimbulkan kebutuhan kebudayaan majemuk, terutama adalah kepentingan yang menyangkut mata pencaharian. Berdasarkan mata pencaharian, lahirlah yang di sebut masyarakat petani, masyarakat nelayan, masyarakat pegawai dsb.
Dari ketiga faktor tersebut, timbulah yang dinamakan daerah budaya ( cultural area atau kultuurprovinz) yang memiliki suatu budaya yang khas yang membedakannya dengan daerah lain, dan suatu daerah budaya tidaklah sama dengan daerah pemerintahan ( public administration atau political administration )
4. STRATEGI KEBUDAYAAN
Strategi berasal dari kata stratus yang berarti pasukan dan kata agein yang berarti memimpin, sehingga strategi berarti memimpin pasukan. Sehingga strategi kebudayaan mengandung pengertian bagaimana cara atau usaha merencanakan dapat di wujudkan.
Masalah kebudayaan nasional yang ingin di ciptakan telah di pikirkan oleh bangsa Indonesia selama dasawarsa 30an yang kemudian di himpun dalam buku Polemik Kebudayaan. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan nasional Indonesia yang disebutnya Kebudayaan Indonesia Raya harus diciptakan sebagai sesuatu yang baru dengan mengambil banyak unsur dari kebudayaan barat. Unsur – unsur tersebut antara lain adalah teknologi, orientasi ekonomi, keterampilan berorganisasi, dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Sanusi Pane berpendapat bahwa kebudayaan nasional Indonesia sebagai kebudayaan timur harus mementingkan kerohanian, perasaan, dan gotong royong.
Kebudayaan nasional Indonesia menurut Koentjaraningrat mempunyai dua fungsi :
1. Sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia
2. Sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat di pakai oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka untuk saling berkomunikasi, sehingga hal tersebut tetap dapat memperkuat solidaritas.
Agar dapat mencapai kedua fungsi tersebut, masing – masing harus dapat memenuhi tiga syarat;
1. Harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia
2. Tema pemikiran atau wujudnya mengandung ciri – ciri khas Bangsa Indonesia
3. Oleh sebanyak mungkin warga Indonesia harus dinilai sangat tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai kebanggaan.
Untuk dapat menciptakan kebudayaan nasional Indonesia sebagai kegiatan dan proses demi kejayaan bangsa dan negara, diperlukan adanya strategi yang tangguh, menurut Drs. Slamet Sutrisno dalam bukunya Sedikit Tentang Strategi Kebudayaan Nasional menyebutkan lima langkah, yaitu ;
a. Akulturasi
Berarti percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing – masing unsur lebih tampak.
b. Progresivitas
Berarti maju, progresivitas dalam kebudayaan mengandung pengertian bahwa kebudayaan itu harus bergerak ( cultural change ) maju sehingga harus mengarah kemasa depan.
c. Sistem pendidikan
Di Indonesia harus mampu menanamkan kebudayaan sosial. Oleh karena itu, nilai – nilai pelajaran sejarah kebudayaan yang sifatnya humaniora ( manusiawi ) perlu di berikan kepada pelajar maupun mahasiswa agar mereka memperoleh pengertian yang benar dan tepat tentang kebudayaan.
d. Kebijaksanaan bahasa nasional
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi di Indonesia, melalui bahasa nasional tersebut telah dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dalam menunjang persatuan.
e. Sosialisasi Pancasila
Yang dilakukan melalui Pendidikan Moral Pancasila di sekolah dasar dan menengah, dan mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi.
Selain kelima langkah tersebut, masih di perlukan satu langkah lain, yaitu mengikutsertakan rakyat, sebab rakyat yang merupakan sumber kekuatan, rakyat merupakan pendukung kebudayaan, dan untuk rakyat juga semua ini di lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar